Setelah
Handphone, Google berinvestasi di bidang yang agak berbeda dengan
bisnis intinya : Mobil Listrik. Konsepnya sama dengan Handphone, charge
ulang kalau baterai habis.
Namun
yang baru dari perusahaan baru Google ini adalah sistem yang 100% lebih
efisien karena mengkombinasikan baterai isi ulang dengan mesin hybrid
biasa.
Jadi Google hanya membuat plugin tambahan untuk mobil hybrid, sehingga mobil hybrid bisa dicharge di manapun.
Seperti kita ketahui mobil hybrid menghasilkan listrik dari mesin
bensin dan menyimpannya untuk keperluan menambah jarak tempuh mobil
tsb. Namun mobil hybrid sebenarnya masih mengandalkan mesin bensin untuk
source power utamanya. Dengan plugin tsb, mobil hybrid semakin
“dijauhkan” dari pemakaian bensin. Jadi mesin mobil Hybrid biasa
dikombinasikan dengan sistem “pompa bensin isi ulang listrik” mampu
memberikan efisiensi energi terbaik dibanding mobil hybrid biasa,
karena jarak tempuh rata-rata mobil dibawah kapasitas baterai Google.
Singkatnya, mesin bensin tidak dipakai sama sekali jika menempuh jarak
dekat (20 mil atau 32 km).
Kalau
begitu, bagaimana dengan listrik untuk mencharge mobil tersebut,
bukankah PLT juga menggunakan bensin/solar untuk membangkitkannya ?
Bukankah akan sama dengan “memindahkan” produksi polusi CO2 ke tempat
lain ? Google menjawabnya dengan berinvestasi juga di Pembangkit
Listrik, dengan telah bekerjasama dengan Pasadena, California.-based
solar thermal startup eSolar dan Alameda, California.-based wind
developer Makani Power. Kita juga pasti telah mendengar Listrik tenaga
surya di Google Head Office.
Bahasan lebih lanjut : disini.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Sudah berkunjung di blog ecek-ecek ini, semoga artikel yang ada di blog ini dapat membantu anda. Silahkan tinggalkan pesan yang tidak mengandung Spam!!!